|
Ruang Reseption SMPN 4 Ponorogo |
|
Edu Cofe SMPN 4 Ponorogo |
Ponorogo conexnews.id - Pemerintah lewat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim berharap implementasi Kurikulum Merdeka bisa lebih masif,dan berharap semakin banyak sekolah yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahun 2024, juga memastikan hampir 100 persen dari seluruh sekolah sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
Sesuai dengan amanat ,dengan diterapkannya kurikulum merdeka maka sekolah sebagai satuan pendidikan yang secara langsung mengimplementasikan dan perlu melakukan perencanaan dengan sebaik-baiknya.
Salah satu aspek dalam implementasi kurikulum merdeka adalah pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Implementasi P5 ini harus dipersiapkan dengan baik dengan menyusun program secara tepat agar dalam pelaksanaanya berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil yang maksimal.
Dapat dikatakan pula bahwa, P5 Kurikulum Merdeka adalah sistem pembelajaran yang bertujuan untuk mengamati dan menyelesaikan permasalahan di sekitar melalui lima aspek utama, yaitu:
Potensi diri, Pemberdayaan diri, Peningkatan diri, Pemahaman diri, dan Peran sosial.
Sekolah menengah pertama negeri 4 Ponorogo dalam melaksanakan dan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Pancasila, sudah melakukan perencanaan secara dini dan menyusun program secara tepat,agar mendapatkam hasil yang memuaskan.
Winarti Mpd selaku Kepala sekolah SMPN 4 Ponorogo mengatakan ( Senin 2/10/2023) dalam melaksanakan kurikulum Merdeka Pancasila, SMPN 4 Ponorogo, salah satu nya dengan mengimplementasikan dan menerapkan , program Rabu "BERSAHAJA" yang artinya Program hari Rabu berbahasa Jawa .
Semua percakapan di sekolah pada hari Rabu yang di lakukan di lingkungan sekolah,harus mengunakan bahasa Jawa dan juga memakai baju adat Jawa.
Pada awalnya program Rabu BERSAHAJA ,tidak dipungkiri guru dan murid banyak mendapatkan kendala dan kesulitan dalam berinteraksi serta percakapan dengan penggunaan bahasa Jawa terlebih dengan bahasa Jawa kromo atau juga dengan bahasa Jawa kromo inggil.
|
Winarti Mpd Kepsek SMPN 4 Ponorogo |
Kepsek Winarti mencontohkan dengan bahasa Jawa kalau murid mengucapkan sugeng enjing ,saya juga baru tahu kalau menjawabnya dengan bahasa wilujeng enjing,kita maklumi semua masih sama sama dalam proses taraf belajar.
Dengan digunakannya interaksi atau percakapan dengan mengunakan bahasa Jawa kromo atau kromo inggil di lingkungan sekolah, bertujuan untuk mendidik karakter siswa murid dan mengenalkan tentang adab moral dan sopan santun dalam berbahasa dan tingkah laku, di adat Jawa dikenal dengan istilah unggah ungguh Jawa .
|
Suasana Persiapan Pemilihan Ketua Osis SMPN 4 Ponorogo |
Unggah-ungguh sendiri adalah bagaimana bersikap terhadap orang lain yang kita ajak berinteraksi, yang didasarkan pada strata,tingkatan,kasta/dan levelnya.
Jadi nanti diharapkan siswa murid SMPN 4 setelah berbaur dalam masyarakat dapat menghargai sesama ,tidak hanya sebatas cara berbahasa, tetapi juga tingkah laku ,aktifitas-pola tindak sehari-hari.
Sebenarnya unggah-ungguh merupakan cara dalam menjalani kehidupan di dalam lingkungan masyarakat yang heterogen dan lebih merupakan implementasi dari pemikiran-pemikiran atas pertanyaan “apakah hal tersebut pantas saya lakukan atau pantaskah orang lain menerima sikap atau perlakuan tersebut”.
Jika kita mendahulukan orang yang lebih tua, dalam melakukan hal tertentu, maka kita juga akan mendapatkan perlakuan hormat dari orang yang lebih tua.terang ibu Winarti
|
Kegiatan Siswa Untuk Sambut Pimilihan OSIS tahun 2023 |