Yogjakarta conexnews.id-Kehadiran Media Independen Online (MIO) Indonesia di Daerah Istimewa Yogyakarta diharapkan mampu menyajikan edukasi dan menangkis pemberitaan hoax yang berpotensi menjadi salah satu ancaman pertikaian.
Hal tersebut disampaikan oleh Chandra Novitra usai dilantik dan dikukuhkan sebagai Ketua MIO Indonesia DIY masa bakti 2021- 2025 yang dilangsungkan di Imperial Ballroom Rich Hotel Jogja di Jl..Magelang Mlati, Sleman, Rabu (10/11/2021)
Kepada pengurus yang hari ini didilantik diharapkan dapat memprioritaskan program kerja yang terarah dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang dalam bidang koordinasi, organisasi, pembinaan maupun menggerakkan pengurus daerah sehingga kedepan MIO Indonesia bisa hadir diseluruh kota dan kabupaten,” kata Novitra dalam sambutanya.
Menurut dia, sejumlah hal yang urgen untuk diperhatikan MIO Indonesia di wilayah Yogyakarta dalam waktu dekat yakni untuk mempersiapkan data base member of MIO atau mendata media online yang ada di Jogja. Tantangan kedepan bagaiman untuk meyakinkan bahwa anggota MIO Indonesia DIY dapat berperan dalam menangal hoak dan mampu menyajikan berita yang berkonfirmasi, aktual dan sesuai fakta.
“Kami membuka pintu bagi para pemilik media online, silakan bergabung di MIO Yogyakarta sebagai organisasi pers yang baru, kami rasa untuk meminta meminta bergabung kepada anggota media yang lain tidaklah mudah, tapi kami yakin dengan koordinasi dengan pengurus MIO pusat yang bergerak sangat masif sehingga targiet untuk menjadi konstituen Dewan Pers yakin akan tercapai,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum MIO Indonesia, AYS Prayogie menegaskan bahwa MIO Indonesia hadir sebagai bagian garda terdepan dari upaya percepatan sektor ekonomi dan kebangkitan pariwisata yang sempat terpuruk oleh terpaan Covid-19. Hingga saat ini MIO Indonesia telah terbentuk di 8 provinsi, dan telah ada 7 provinsi siap untuk dibentuk secara definitif.
“Tentunya dengan melakukan dengan melakukan berbagai mekanisme jurnalistik yang mumpuni, yang bisa mengedukasi dan mampu menyampaikan influence kepada semua sektor agar bisa menghadirkan atmosfier kebangkitan pariwisata dan ekonomi,” tandasnya.
Anggota MIO Indonesia harus tampil beda, lanjut dia, bahwa jurnalis bukan seorang juru ketik yang hanya bisa menulis berdasarkan rillis lalu dioper dengan judul dan lainnya sama. Wartawan adalah bagian dari garda terdepan yang akan mendorong Indonesia akan lebih baik melalui kontribusi yang diberikan.
"Saya harus kritik itu, ini menyedihkan sekali. Wartawan harus memiliki integritas, publik saat ini tidak melihat wartawan ini dari media apa, apakah media mainstream apa, media utama apa. Tapi yang dilihat mereka adalah tulisan, produk karya jurnalistiknya. Tujuan dibentuknya MIO Indonesia adalah ingin membawa perusahaan -perusahaan media online menjadi konstituennya Dewan Pers, dimana persyaratanya harus terbentuk di 15 provinsi dan juga harus memiliki member media online sebanyak 200 yang sudah terverifikasi secara faktual,” tandas dia.
Ketua Dewan Pembina MIO Indonesia DIY, HM Idham Samawi berharap keberadaan MIO Indonesia dapat memberikan edukasi, mau dan mampu untuk memberikan pencerahan khususnya kepada calon- calon pemimpin bangsa. “Bagaimana calon pemimpin bangsa sejak dari usia dini dia paham betul bahwa Bangsa ini dibangun dari banyak sekali perbedaan, sehingga pada saatnya dia jadi pemimpin yang bernafaskan Pancasila,” katanya. (Opo)