Ponorogo Conexnews.id-Batik tidak asing lagi di kehidupan bangsa Indonesia , salah satu momentum dengan ditetapkan nya hari Batik Nasional oleh pemerintah Indonesia .
kenasionalan dan cinta akan produk dalam negeri untuk terus ditanamkan bagi generasi penerus bangsa. Batik sendiri merupakan salah satu budaya dan seni lukis kain pakaian bagi warga Indonesia.
Pakaian batik yang khas dengan goresan canting untuk menggambar di atas kain adalah karya seni asli bangsa Indonesia, tentu banyak digemari seluruh masyarakat di berbagai kalangan. Di berbagai daerah di wiayah Indonesia, bahkan hampir memiliki aneka ragam lukisan batik yang menjadi ciri khas daerahnya masing-masing.
Seperti batik Pekalongan, batik Yogyakarta, batik Solo dan beberapa wilayah di Indonesia.
Selain kekhasan kearifan lokal daerah, batik juga dibedakan dari cara pembuatannya, mulai dari batik tulis (dilukis sendiri oleh pembuat batik), batik ciprat (dibuat dengan cara dicipratkan) dan juga menggunakan alat modern seperti mesin cetak digital serta tentu dengan cara yang lain untuk menghasilkan batik yang benar-benar berkualitas seni dan karya nan indah serta bernilai tinggi.
Di wilayah Kabupaten Ponorogo Jawa timur banyak para pengrajin batik dan sentra batik.,
Cara pembuatan batik yang berbeda-beda. Namun untuk hasilnya tidaklah kalah dengan kualitas daerah lainnya. Salah satunya batik ciprat karya desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.
Keunikan dan daya tarik, batik ciprat Karangpatihan,adalah hasil karya seni batik dari para penyandang tuna grahita , Dengan keterbatasan dan kekurangan yang dia miliki para penyandang tuna grahita tersebut mampu membuat sebuah karya seni batik yang unik dan khas .
Samuji selaku Pendamping Rumah harapan Mulya dan mengatakan pembuatan batik ciprat didesanya sudah dimulai pada tahun 2015. Seiring berjalannya waktu dan kemampuan para pengrajin batik ciprat Karangpatihan hingga mampu menghasilkan banyak motif yang menarik.
“Mulai dari motif abstrak, binatang, wayang, tumbuhan, dan masih banyak lainnya, serta menggunakan metode kombinasi antara batik ciprat dan batik tulis sehingga menghasilkan karya yang unik dan khas dan mendapat respon positif dari pasar .
Yuliana Eko Mulyadi selaku ketua rumah harapan mulya Mengatakan untuk memasarkan hasil batik ciprat karangpatihan batik ada dua cara, yakni penjualan secara konvensional dan penjualan melalui media sosial atau online.,produk batik ciprat sudah merambah ke luar negeri .
Warga Karangpatihan yang mengalami disabilitas intelektual atau sering disebut Tunagrahita ada juga warga umum kita bina di rumah harapan Mulya, Mereka sengaja kita berdayakan dengan batik ciprat ini sehinga bisa mengangkat ekonomi warga.harapan dengan
Semakin majunya perkembangan teknologi dan modernisasi tentu batik menjadi mudah dikenali oleh pasar lokal dan internasional(red)