Jet Tempur F 16 Viper Madiun -Natuna PP Tanpa Isi BBM - CONEXNEWS.ID

Breaking

Definition List

Rabu, 14 Juli 2021

Jet Tempur F 16 Viper Madiun -Natuna PP Tanpa Isi BBM



Jakarta, Produsen pesawat tempur Amerika Serikat Lockheed Martin mengatakan ada banyak keuntungan jika Indonesia membeli F-16 Block 72 atau lebih dikenal sebagai Viper.

Salah satunya, jarak jelajah jet tempur ini makin jauh dibandingkan varian pendahulunya sehingga bisa dioperasikan dari Madiun di Jawa Timur sampai Pulau Natuna di Kepulauan Riau pulang-pergi tanpa harus berhenti isi bahan bakar.

Hal tersebut diungkap oleh para petinggi Lockheed Martin dalam wawancara virtual dengan sejumlah wartawan Indonesia belum lama ini.

“Kemampuan berat kotor Block 72 dalam takeoff sudah ditingkatkan sehingga pesawat ini bisa membawa bahan bakar maksimal dan juga persenjataan maksimal. Melalui analisis kami terhadap tanki BBM tambahan, F-16 bisa menempuh misi patroli dari Pangkalan Angkatan Udara Iswahyudi menuju Natuna dan kembali lagi tanpa harus berhenti untuk mengisi bahan bakar, atau harus mengisi bahan bakar di udara,” kata Mario Magana, manajer pengembangan bisnis F-16 di Lockheed Martin.

Jarak dua tempat itu sekitar 1.350 kilometer, atau 2.700 kilometer pulang pergi.

Block 72 adalah varian terbaru dan paling canggih dari pesawat tempur legendaris F-16, yang sudah tiga dekade membantu mengamankan wilayah udara Indonesia.

Lockheed Martin tidak menutupi keinginannya agar Indonesia melanjutkan pembelian pesawat ini dengan tipe terbaru tersebut.

Armada baru F-16 Viper akan membuat transisi sistem pertahanan TNI Angkatan Udara menuju ke generasi yang lebih canggih dan modern bisa lebih mulus dan hemat biaya, dibandingkan dengan pembelian tipe pesawat lain, kata Mike Kelley, direktur pengembangan bisnis Lockheed Martin.

“Setiap pembelian pesawat akan melibatkan keseluruhan ekosistem pendukungnya. Jika Indonesia memilih pesawat selain F-16, nantinya akan lebih mahal untuk membangun ekosistem baru sebagai pendukungnya, mulai dari infrastruktur di darat, pelatihan pilot, dan kru perawatan,” kata Kelley.

“Dengan F-16, infrastruktur dan pengetahuan tentang pesawat ini sudah ada, sehingga bisa menghemat banyak biaya dan waktu untuk persiapan,” paparnya.

Selain itu, menurut dia, ada hal penting lainnya yang bisa didapat jika Indonesia membeli F-16 Block 72.

“Saat Anda menjadi bagian dari jaringan F-16, Anda tidak sekedar membeli pesawat, tetapi juga membangun hubungan strategis selama puluhan tahun dengan Lockheed Martin, Amerika Serikat, dan para sekutunya,” kata Kelley.
.
“Dengan memilih Block 72, itu akan membuka tambahan peluang kerja sama militer dan kemitraan bagi TNI AU. Selain itu juga ada latihan gabungan dengan AS dan mitra lain, serta kemitraan yang lebih luas dengan Angkatan Udara AS di Pasifik. Itu belum termasuk pelatihan pilot dan pelatihan di darat untuk menangani pesawat-pesawat baru tersebut,” paparnya.

Menjawab pertanyaan Beritasatu, Kelley memastikan bahwa di Amerika F-16 bukan “pesawat buangan” meskipun sudah ada jet tempur generasi kelima F-35 produksi perusahaan yang sama.

“Belakangan ini, hal tersebut memang sedikit menjadi bahan diskusi di AS. Pernyataan terakhir Angkatan Udara AS adalah F-16 akan terus aktif dioperasikan sampai paling tidak 2046. Artinya masih 25 tahun lagi. Dan akan ada banyak armada pesawat ini yang bertugas berdampingan dengan F-35,” kata Kelley.

“Namun, yang lebih penting untuk Indonesia, ada lima pelanggan yang memesan 128 pesawat saat ini. Jet-jet tersebut akan dikirim beberapa tahun lagi dan akan bertugas hingga setidaknya 2060. Jadi, Indonesia bisa yakin bahwa masih akan ada dukungan, upgrade, dan peningkatan teknologi F-16 untuk beberapa dekade ke depan,” tegasnya.

Indonesia memiliki 34 pesawat F-16 produksi era 1980an.

Pesawat ini dioperasikan oleh 25 negara dengan total populasi global sekitar 3.000 unit dengan total 19,5 juta jam terbang dari 13 juta jumlah penerbangan.

Kementerian Pertahanaan saat ini tengah berupaya melakukan peremajaan sistem persenjataan, termasuk armada pesawat tempur.
http://defense-studies.blogspot.com/2021/07/lockheed-martin-f-16-viper-bisa-patroli.html?m=1