Madiun Conexnews.id- Banjir bandang dan tanah longsor melanda sejumlah titik di wilayah Lereng Wilis pada Minggu (14/2) malam kemarin. Karenanya, Bupati Madiun bergerak cepat dengan memimpin rapat koordinasi terbatas terkait penanggulangan bencana di ruang Rapat Bupati, Selasa (16/2). Rapat ini dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Staf Ahli Ekonomi Pembangunan dan Keuangan, perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Perhutani KPH Saradan, Madiun dan Lawu Ds, Perum Jasa Tirta I, Kepala BPBD, dan OPD terkait.
"Kita semua mempunyai tanggung jawab atas bencana ini. Bencana bisa merusak segalanya, tidak hanya dari sisi lingkungan saja, namun ekonomi masyarakat juga terganggu. Dalam rakor ini saya berharap semuanya dapat memberikan masukan serta saran, sehingga kebijakan ini dapat diambil dengan tepat untuk mengurai perihal tersebut", ungkap Bupati saat membuka rakor tersebut.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun M. Zahrowi, bencana alam tersebut terjadi karena tidak seimbangnya penahan air. Berdasarkan hasil rakor, air hujan langsung jatuh ke tanah lantaran resapan air yang berada di Lereng Gunung Wilis kurang maksimal sehingga membutuhkan assesmen lebih lanjut dengan banyak komponen. Akan ada tindak lanjut secara teknis dalam penanggulangan bencana, yakni dilakukan dalam bentuk penanaman tanaman akar wangi atau vetiver. Titik skala prioritas penanaman vetiver sendiri ada dua, di lahan kritis pegunungan dan lahan kritis sepanjang sungai yang berpotensi terjadi longsor
Bupati menambahkan bahwa penanganan bencana menjadi urusan bersama, tidak cukup hanya dengan akar wangi. "Tanaman tersebut hanya menjadi bagian dari solusi. Yang terpenting adalah perilaku masyarakat untuk disiplin me RT jaga alam", ujarnya mengingatkan(.rls hum pemkab mdn)